Bab I ( pembuka
)
Pendataan Dan
Validasi Realisasi KJP di SMA Negeri 62 Jakarta Dalam Penerapan Mata Pelajaran
Character Building Bersama Teach For Indonesia
Kelas : LF21
Dosen : Nuah P. Taringan
(D3721)
Tanggal
Kegiatan : Rabu, 21 oktober 2015
Pukul : 09.00-13.00
Tim Yang Hadir
Ketua : Natasha Evanti (1701297173)
Anggota : Revaldo Setiawan (1701289612)
Felizia Aulia Giustidy (1701324533)
Vivian Sutiono (1701313252)
Dinda Dwipuspasari (1701310710)
Faszry Syamsi Firdaus (1701332680)
Angelica Carolina (1701299241)
Tahsia (1701291440)
BAB II ( isi )
A.
Persiapan
Pelaksanaan Acara
Hari ini kami akan melakukan kunjungan ke SMA Negeri 62 Kramat jati
untuk melakukan wawancara KJP dan meminta data 8355. Persiapan kami yang
pertama, kami berkumpul dirumah teman kami yang bernama Felizia sekitar Pkl.
07.00 , sesampainya kami disana kami sarapan terlebih dahulu, selesai sarapan
sekitar Pkl. 07.30 kami berangkat ke sekolah. Kami tiba di sekolah sekitar
Pkl.09.00, sesampainya kami disana kami langsung meminta izin untuk bertemu
dengan Bapak Wiguna selaku humas di sekolah tersebut. Lalu kami memberikan
surat pengantar dari PEMPROV dan surat lampiran dari universitas yang mereka
minta. Setelah memberikan suratnya kepada Bapak Wiguna, lalu beliau memanggil
Ibu Eni selaku koordinator KJP di sekolah tersebut, setelah Ibu Eni datang,
ketua dan wakil ketua dari kelompok kami mewawancarai Ibu Eni tentang bagaimana
cara pembuatan KJP di sekolah tersebut dan menanyakan pertanyaan dari form yang
TFI berikan untuk sekolah. Selama ketua dan wakil ketua kelompok melakukan
wawancara kepada Ibu Eni, anggota yang lain meminta izin kepada Bapak Wiguna
untuk memanggil murid yang menerima KJP, lalu Bapak Wiguna meminta kami untuk
menunggu di ruang tamu sekolah tersebut. Tidak lama setelah itu, anak-anak yang
bersangkutan mulai berdatangan untuk diwawancarai, setelah mereka datang kami
langsung melakukan wawancara secara bergantian, dan seperti biasa, yang sudah
di wawancara dikembalikan ke kelasnya masing-masing. Masing-masing anggota
kelompok kami kurang lebih mewawancarai sekitar 3-7 orang ,karena di sekolah
tersebut anak yang menerima KJP sekitar 40 siswa. Setelah semua siswa selesai
diwawancarai selanjutnya kami kembali untuk menemui Bapak Wiguna untuk meminta
data 8355, lalu Bapak Wiguna memanggil pengurus TU yang mengurus data 8355,
lalu tidak lama kemudian pengurus TU tersebut memberikan data 8355 dengan
syarat salah satu dari kami memberikan KTP untuk di fotocopy untuk arsip dan
penanggung jawab, karena sekolah menganggap bahwa data tersebut sangat rahasia.
Setelah kelompok kami berunding lalu kami menerima persyaratan tersebut, maka
salah satu anggota kami memberikan KTP untuk di fotocopy lalu kami mendapatkan
data 8355.
B.
Metode yang
Digunakan
Metode yang kami gunakan dalam wawancara adalah
bertanya secara langsung tetapi tidak semata-mata bertanya sama persis seperti
yang ada di form, tetapi kami mengawalinya dengan menyuruh mereka bercerita
bagaimana awal mulai mereka mendapatkan KJP. Dari jawaban yang kami dengar kami
bisa mendapatkan jawaban untuk mengisi kertas kuisioner tersebut, kami
menggunakan metode ini agar siswa tidak bisa menutupi fakta yang sebenarnya,
atau curiga terhadap kami. Jika masih ada pertanyaan dari form yang belum
terisi, kami bertanya kepada mereka sambil bercerita dan membuat suasana yang
menyenangkan agar mereka merasa nyaman dengan kami.
C.
Pengukuran
Kinerja Yang Sudah Digunakan
Survey
eksternal: Dalam melaksanakan tugas ini kami mewawancarai anak-anak yang
menerima KJP (Kartu Jakarta Pintar), setiap anggota kelompok masing-masing
bertanggung jawab untuk mewawancarai dan memvalidasi data anak sejumlah 3-7
orang, lalu mengupload hasil data tersebut di google docs yang sudah disediakan
TFI. Hal yang pertama kali kami lakukan saat wawancara adalah menanyakan nama
siswa, kelas, dan umur mereka. Setelah itu kami melanjutkan ke pertanyaan yang
sudah disiapkan oleh TFI. Pada saat bertanya, kami tidak semata-mata bertanya
pada mereka, namun membuat mereka “bercerita” tentang cara mereka mendapat
kartu tersebut, bagaimana mereka membelanjakan uang yang di dapat dari KJP,
dll. Dari cerita tersebut, kami dapat mengisi form pertanyaan dr TFI. Kami
melakukan cara ini, agar tidak ada siswa/siswi yang dapat berbohong, kalau kita
semata-mata bertanya, mereka bisa saja berbohong.
Survey Internal: Kelompok kami sudah melakukan usaha
semaksimal mungkin dalam mengerjakan tugas ini. Kami semua sudah mempunyai job
desk masing-masing, sehingga pembagian tugas lebih jelas dan teratur. Dalam hal
disiplin waktu, kelompok kami semuanya selalu datang tepat waktu seperti yang
dijanjikan sehingga tidak membuat anggota yang lain menunggu, pada saat
berangkat ke SMAN 62 Jakarta, kelompok kami berkumpul dan berangkat lebih awal.
Kami semua juga berkontribusi aktif dalam hal penyampaian ide-ide sehingga
tidak hanya satu orang yang memegang kendali sediri. Kelompok kami dibagi
menjadi berbagai divisi seperti Koordinator, Bendahara, Sekertaris dan Blogger.
Dimana tugas dari coordinator mempersiapkan file-file dan data serta
menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan saat dilapangan dan berhubungan
langsung dengan pihak sekolah. Bendahara bertugas dalam pencarian dana (foto
copy, print data, transportasi, dll) agar kelompok kami dapat sampai lokasi.
Blogger dan sekertaris bertugas dalam pembuatan Blog atau laporan yang wajib
diposting perminggunya. Setiap anggota tetap berkontribusi aktif dalam
penyusunan laporan dan kegiatan ini.
BAB III ( penutup )
Hasil dari kegiatan yang kami lakukan dalam mendata
KJP di SMA Negeri 62 Jakarta adalah mendapat jawaban dari seluruh anak-anak
yang kami wawancarai ,jawaban mereka beragam semuanya. Bagi kami sebagaian
besar memang layak untuk menerima KJP karena rata-rata orang tua mereka ada
yang bekerja tidak menentu ,ada yang menjadi supir taksi ,ada yang menjadi
pembantu rumah tangga ,dll ,yang rata-rata penghasilan mereka tidak menentu.
Kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki rumah atau mengontrak ,tetapi ada
juga yang tinggal bersama keluarga besar. Rata-rata dari mereka juga tidak
memiliki fasilitas yang layak yang mungkin dimiliki seperti anak-anak jaman
sekarang seumuran mereka ,misalnya hp yang mahal ,laptop yang canggih dll.
Rata-rata dari mereka jika ingin mengerjakan tugas dari sekolah mereka pergi ke
warnet karena tidak memiliki laptop atau komputer. Kebanyakan dari mereka juga
pergi kesekolah menggunakan angkutan umum atau jalan kaki jika rumah mereka
berjarak dekat dari sekolah ,karena mereka tidak memiliki kendaraan pribadi
yang bisa digunakan. Dari pengakuan mereka semua ,mereka rata-rata mendapatkan
uang jajan sehari kisaran Rp.10.000-Rp.25.000 ,jika siswa yang rumahnya cukup
dekat mereka rata-rata uang jajannya kisaran Rp.10.000-Rp.15.000 karena mereka
tidak menghabiskan ongkos untuk naik angkutan umum terlalu banyak ,namun bagi
mereka yang rumahnya cukup jauh mereka mengaku mendapatkan uang jajan kisaran
Rp.15.000-Rp.25.000 karena mereka mengaku untuk biaya naik angkutan umum cukup
besar sampai kisaran Rp.13.000 untuk ongkos pulang dan pergi. Mungkin ini
menjadi hal yang cukup layak jika uang jajan mereka diukur dengan kebutuhan
sehari-hari mereka ,walaupun mungkin penghasilan orang tua mereka pas-pasan.
Kesimpulan dari kegiatan ini dalam mata kuliah CB
professional development adalah membantu pemerintah dalam menjalankan misinya
yaitu KJP ( kartu Jakarta pintar ) untuk membantu anak-anak yang kurang mampu
untuk bisa terus melanjutkan pendidikan ,kami berharap jawaban dari hasil
wawancara kami sangatlah membantu pemerintah agar pemerintah tidak salah sasaran
dalam memberikan bantuan. Kami juga berharap kedepannya pemerintah bisa lebih
memperketat lagi systemnya dalam memberikan bantuan KJP ini sehingga anak-anak
yang diberikan bantuan adalah benar-benar anak-anak yang memang layak untuk
menerimanya ,sehingga tidak ada lagi orang-orang yang bisa mengambil atau
memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Kami semua sangat bangga dan senang
hati bisa terlibat dalam tugas ini dalam membantu pemerintah ,karena kami
berpikir dengan adanya bantuan ini sangat berdampak baik untuk semuanya
sehingga tidak ada lagi anak-anak di Jakarta yang putus sekolah karena alasan
ekonomi.
Kedepannya kami berharap bantuan KJP ini tidak hanya
ada di Jakarta namun juga ada di daerah-daerah lainnya untuk membantu keluarga
yang kurang mampu dan anak-anak yang putus sekolah. Sehingga mereka semua bisa
mendapatkan pendidikan yang layak dan bisa mempunyai masa depan yang lebih baik
,menurut kami bila seluruh anak Indonesia mempunyai pendidikan yang layak dan
mempunyai prestasi yang baik maka kedepannya mereka akan menjadi anak-anak yang
bisa dibanggakan Negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar