Sabtu, 24 Oktober 2015

KJP SMAN 62 Jakarta


Bab I ( pembuka )

Pendataan Dan Validasi Realisasi KJP di SMA Negeri 62 Jakarta Dalam Penerapan Mata Pelajaran Character Building Bersama Teach For Indonesia

Kelas                           : LF21
Dosen                          : Nuah P. Taringan (D3721)
Tanggal Kegiatan        : Rabu, 21 oktober 2015
Pukul                           : 09.00-13.00

Tim Yang Hadir
Ketua              : Natasha Evanti (1701297173)
Anggota          : Revaldo Setiawan (1701289612)
Felizia Aulia Giustidy (1701324533)
Vivian Sutiono (1701313252)
Dinda Dwipuspasari (1701310710)
Faszry Syamsi Firdaus (1701332680)
Angelica Carolina (1701299241)
Tahsia (1701291440)



BAB II ( isi )

A.    Persiapan Pelaksanaan Acara

            Hari ini kami akan melakukan kunjungan ke SMA Negeri 62 Kramat jati untuk melakukan wawancara KJP dan meminta data 8355. Persiapan kami yang pertama, kami berkumpul dirumah teman kami yang bernama Felizia sekitar Pkl. 07.00 , sesampainya kami disana kami sarapan terlebih dahulu, selesai sarapan sekitar Pkl. 07.30 kami berangkat ke sekolah. Kami tiba di sekolah sekitar Pkl.09.00, sesampainya kami disana kami langsung meminta izin untuk bertemu dengan Bapak Wiguna selaku humas di sekolah tersebut. Lalu kami memberikan surat pengantar dari PEMPROV dan surat lampiran dari universitas yang mereka minta. Setelah memberikan suratnya kepada Bapak Wiguna, lalu beliau memanggil Ibu Eni selaku koordinator KJP di sekolah tersebut, setelah Ibu Eni datang, ketua dan wakil ketua dari kelompok kami mewawancarai Ibu Eni tentang bagaimana cara pembuatan KJP di sekolah tersebut dan menanyakan pertanyaan dari form yang TFI berikan untuk sekolah. Selama ketua dan wakil ketua kelompok melakukan wawancara kepada Ibu Eni, anggota yang lain meminta izin kepada Bapak Wiguna untuk memanggil murid yang menerima KJP, lalu Bapak Wiguna meminta kami untuk menunggu di ruang tamu sekolah tersebut. Tidak lama setelah itu, anak-anak yang bersangkutan mulai berdatangan untuk diwawancarai, setelah mereka datang kami langsung melakukan wawancara secara bergantian, dan seperti biasa, yang sudah di wawancara dikembalikan ke kelasnya masing-masing. Masing-masing anggota kelompok kami kurang lebih mewawancarai sekitar 3-7 orang ,karena di sekolah tersebut anak yang menerima KJP sekitar 40 siswa. Setelah semua siswa selesai diwawancarai selanjutnya kami kembali untuk menemui Bapak Wiguna untuk meminta data 8355, lalu Bapak Wiguna memanggil pengurus TU yang mengurus data 8355, lalu tidak lama kemudian pengurus TU tersebut memberikan data 8355 dengan syarat salah satu dari kami memberikan KTP untuk di fotocopy untuk arsip dan penanggung jawab, karena sekolah menganggap bahwa data tersebut sangat rahasia. Setelah kelompok kami berunding lalu kami menerima persyaratan tersebut, maka salah satu anggota kami memberikan KTP untuk di fotocopy lalu kami mendapatkan data 8355.

B.     Metode yang Digunakan

Metode yang kami gunakan dalam wawancara adalah bertanya secara langsung tetapi tidak semata-mata bertanya sama persis seperti yang ada di form, tetapi kami mengawalinya dengan menyuruh mereka bercerita bagaimana awal mulai mereka mendapatkan KJP. Dari jawaban yang kami dengar kami bisa mendapatkan jawaban untuk mengisi kertas kuisioner tersebut, kami menggunakan metode ini agar siswa tidak bisa menutupi fakta yang sebenarnya, atau curiga terhadap kami. Jika masih ada pertanyaan dari form yang belum terisi, kami bertanya kepada mereka sambil bercerita dan membuat suasana yang menyenangkan agar mereka merasa nyaman dengan kami.

C.     Pengukuran Kinerja Yang Sudah Digunakan

Survey eksternal: Dalam melaksanakan tugas ini kami mewawancarai anak-anak yang menerima KJP (Kartu Jakarta Pintar), setiap anggota kelompok masing-masing bertanggung jawab untuk mewawancarai dan memvalidasi data anak sejumlah 3-7 orang, lalu mengupload hasil data tersebut di google docs yang sudah disediakan TFI. Hal yang pertama kali kami lakukan saat wawancara adalah menanyakan nama siswa, kelas, dan umur mereka. Setelah itu kami melanjutkan ke pertanyaan yang sudah disiapkan oleh TFI. Pada saat bertanya, kami tidak semata-mata bertanya pada mereka, namun membuat mereka “bercerita” tentang cara mereka mendapat kartu tersebut, bagaimana mereka membelanjakan uang yang di dapat dari KJP, dll. Dari cerita tersebut, kami dapat mengisi form pertanyaan dr TFI. Kami melakukan cara ini, agar tidak ada siswa/siswi yang dapat berbohong, kalau kita semata-mata bertanya, mereka bisa saja berbohong.














Survey Internal: Kelompok kami sudah melakukan usaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan tugas ini. Kami semua sudah mempunyai job desk masing-masing, sehingga pembagian tugas lebih jelas dan teratur. Dalam hal disiplin waktu, kelompok kami semuanya selalu datang tepat waktu seperti yang dijanjikan sehingga tidak membuat anggota yang lain menunggu, pada saat berangkat ke SMAN 62 Jakarta, kelompok kami berkumpul dan berangkat lebih awal. Kami semua juga berkontribusi aktif dalam hal penyampaian ide-ide sehingga tidak hanya satu orang yang memegang kendali sediri. Kelompok kami dibagi menjadi berbagai divisi seperti Koordinator, Bendahara, Sekertaris dan Blogger. Dimana tugas dari coordinator mempersiapkan file-file dan data serta menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan saat dilapangan dan berhubungan langsung dengan pihak sekolah. Bendahara bertugas dalam pencarian dana (foto copy, print data, transportasi, dll) agar kelompok kami dapat sampai lokasi. Blogger dan sekertaris bertugas dalam pembuatan Blog atau laporan yang wajib diposting perminggunya. Setiap anggota tetap berkontribusi aktif dalam penyusunan laporan dan kegiatan ini.





BAB III ( penutup )
Hasil dari kegiatan yang kami lakukan dalam mendata KJP di SMA Negeri 62 Jakarta adalah mendapat jawaban dari seluruh anak-anak yang kami wawancarai ,jawaban mereka beragam semuanya. Bagi kami sebagaian besar memang layak untuk menerima KJP karena rata-rata orang tua mereka ada yang bekerja tidak menentu ,ada yang menjadi supir taksi ,ada yang menjadi pembantu rumah tangga ,dll ,yang rata-rata penghasilan mereka tidak menentu. Kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki rumah atau mengontrak ,tetapi ada juga yang tinggal bersama keluarga besar. Rata-rata dari mereka juga tidak memiliki fasilitas yang layak yang mungkin dimiliki seperti anak-anak jaman sekarang seumuran mereka ,misalnya hp yang mahal ,laptop yang canggih dll. Rata-rata dari mereka jika ingin mengerjakan tugas dari sekolah mereka pergi ke warnet karena tidak memiliki laptop atau komputer. Kebanyakan dari mereka juga pergi kesekolah menggunakan angkutan umum atau jalan kaki jika rumah mereka berjarak dekat dari sekolah ,karena mereka tidak memiliki kendaraan pribadi yang bisa digunakan. Dari pengakuan mereka semua ,mereka rata-rata mendapatkan uang jajan sehari kisaran Rp.10.000-Rp.25.000 ,jika siswa yang rumahnya cukup dekat mereka rata-rata uang jajannya kisaran Rp.10.000-Rp.15.000 karena mereka tidak menghabiskan ongkos untuk naik angkutan umum terlalu banyak ,namun bagi mereka yang rumahnya cukup jauh mereka mengaku mendapatkan uang jajan kisaran Rp.15.000-Rp.25.000 karena mereka mengaku untuk biaya naik angkutan umum cukup besar sampai kisaran Rp.13.000 untuk ongkos pulang dan pergi. Mungkin ini menjadi hal yang cukup layak jika uang jajan mereka diukur dengan kebutuhan sehari-hari mereka ,walaupun mungkin penghasilan orang tua mereka pas-pasan.
Kesimpulan dari kegiatan ini dalam mata kuliah CB professional development adalah membantu pemerintah dalam menjalankan misinya yaitu KJP ( kartu Jakarta pintar ) untuk membantu anak-anak yang kurang mampu untuk bisa terus melanjutkan pendidikan ,kami berharap jawaban dari hasil wawancara kami sangatlah membantu pemerintah agar pemerintah tidak salah sasaran dalam memberikan bantuan. Kami juga berharap kedepannya pemerintah bisa lebih memperketat lagi systemnya dalam memberikan bantuan KJP ini sehingga anak-anak yang diberikan bantuan adalah benar-benar anak-anak yang memang layak untuk menerimanya ,sehingga tidak ada lagi orang-orang yang bisa mengambil atau memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Kami semua sangat bangga dan senang hati bisa terlibat dalam tugas ini dalam membantu pemerintah ,karena kami berpikir dengan adanya bantuan ini sangat berdampak baik untuk semuanya sehingga tidak ada lagi anak-anak di Jakarta yang putus sekolah karena alasan ekonomi.
Kedepannya kami berharap bantuan KJP ini tidak hanya ada di Jakarta namun juga ada di daerah-daerah lainnya untuk membantu keluarga yang kurang mampu dan anak-anak yang putus sekolah. Sehingga mereka semua bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bisa mempunyai masa depan yang lebih baik ,menurut kami bila seluruh anak Indonesia mempunyai pendidikan yang layak dan mempunyai prestasi yang baik maka kedepannya mereka akan menjadi anak-anak yang bisa dibanggakan Negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar